Berdasarkan pada perbedaan cara orang-orang dalam menggambarkan
dirinya membuktikan bahwa diri adalah suatu konstruksi sosial dan bahwa kita
mendefinisikan diri sendiri sebagian melalui perbandingan dengan yang lain.
Sehingga ketika seseorang tahu bahwa konstruksi sosialnya masih kurang baik
maka orang tersebut akan berusaha untuk memperbaikinya.
Menurut Leon Festinger, sebagai pencipta dari teori perbandingan
sosial, ketika orang merasa tidak pasti mengenai kemampuan atau pendapatnya,
kemudian ketika informasi obyektif tidak ada, maka mereka akan mengevaluasi
diri mereka sendiri melalui perbandingan dengan orang lain yang sama.
Studi-studi tentang perbandingan sosial ini menekankan bagaimana dan kapan
perbandingan dengan orang lain mempengaruhi evaluasi diri dan dengan siapa kita
memilih untuk membandingkan diri kita. Para peneliti telah menemukan
motif-motif yang melatarbelakangi orang untuk melakukan perbandingan dengan orang
lain. Motif-motif itu sangat beragam, diantaranya:
1.
Kita membandingkan diri
kita dengan orang lain untuk mengevaluasi diri sendiri.
2.
Kita juga membuat
perbandingan dengan orang lain supaya kita dapat memperbaiki diri, misalnya
dengan mempelajari bagaimana orang lain memiliki performance yang baik atau
mengatasi situasi yang sulit, kita dapat memiliki kesempatan yang lebih baik
untuk melakukan yang lebih baik bagi diri sendiri.
3. Kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain sehingga kita dapat
meningkatkan diri sendiri atau self-embancing. Dengan kata lain, melalui
perbandingan diri dengan orang lain yang performancenya buruk kadang-kadang
dapat membuat diri kita Nampak lebih baik.Contoh teori perbandingan:
Antara Parpol yang satu dengan yang lain saat melakukan kampanye menjelang pemilihan umum. Dimana parpol satu dengan yang lainnya saling membandingkan kinerja yang telah dilakukan, hal ini penting untuk mengetahui perbedaan satu sama lain sehingga bisa menjadi evaluasi dalam meningkatkan kinerja mereka nantinya. Biasanya mereka membandingkan melalui bagaimana partai lain melakukan kampanye serta seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai. jika parpol lain dinilai lebih berhasil maka akan timbul prasangka bahwa mereka melakukan kampanye dengan lebih baik dan berpotensi untuk memenangi pemilihan itu tersebut.
A.Alif Teguh Fonda
2010.41.512
Kelas E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar